Belajar Matematika dengan Menyenangkan

Selasa, 24 Agustus 2010

Kita tentu sudah memahami bahwa dalam proses belajar kadang terjadi kejenuhan yang membuat para peserta didik menjadi tidak semangat, hilang konsentrasi, bahkan ada yang merasa bosan sampai merasa malas mengikuti sebuah proses pembelajaran. Ini sering terjadi pada mata pelajaran yang membutuhkan konsetrasi dan fisik yang baik. Guru memberikan materi pelajaran tanpa memperhatikan bagaimana kondisi peserta didik dan suasana kelas. Peserta didik dipaksa menerima semua materi tanpa diberikan kesempatan memikirkan, tidak diberi ruang untuk berekspresi, bahkan yang lebih memprihatinkan peserta didik seperti disuapi tanpa ditanya tentang perasaan mereka. Inilah cermin pendidikan kita yang terlalu mengejar sebuah target lulus KKM, masuk jurusan IPA, lulus UJIAN NASIONAL, bahkan lulus UJIAN MANDIRI tanpa memperhatikan apakah pelajaran ini bermakna bagi para peserta didik.


Target yang terlalu dikejar tanpa perencanaan dan pengelolaan pembelajaran yang baik akan mematikan kreativitas peserta didik untuk berekspresi, untuk memahami apa guna materi pelajaran ini, bahkan peserta didik tidak tahu kenapa mereka harus belajar materi ini.

Mungkin sudah saatnya pengejaran target ini kita harus padukan dengan apa tujuan belajar yang sudah kita pahami selama ini dari buku – buku teori pendidikan, dari hadist Nabi, bahkan dari petuah para pendidik macam KI HAJAR DEWANTARA. Jadi selain target tercapai, para peserta didik mendapatkan kebermaknaan dalam belajar. Yang pasti kita semua pasti berharap para peserta didik tidak hanya hafal secara teori tapi dapat mempraktekkannya pada kehidupan yang nyata.

Ayolah… kita semua harus berubah demi kemajuan pendidikan INDONESIA yang kita cintai, jangan sampai apa yang kita perjuangkan selama ini menjadi sia – sia. Memang tidak sepenuhnya kita gagal, bahkan kita sering menjadi yang terbaik dalam olimpiade. Tapi lihatlah para juara OLIMPIADE kita, mereka meneruskan dimana? Terus akhirnya bekerja di mana? Sedih banget rasanya…

Salah satu mata pelajaran selalu menjadi bidikan kesalahan adalah pelajaran matematika. Pada umumnya semua mata pelajaran bermuara pada satu prinsip, yaitu berpikir logika. Dalam matematika prinsip berpikir logika ini sangat dibutuhkan, bahkan menjadi pondasi utama dalam memahami tiap materi yang diajarkan. Tidak ada satupun materi dalam matematika yang terpisah dan tidak berhubungan. Tiap materi yang dipelajari akan menjadi prasyarat bagi materi selanjutnya. Jadi kalau kita hanya mengandalkan daya ingat atau hafalan saja, sudah pasti akan membuat kelelahan pada otak kita sehingga kita akan mengalami ketidakbermaknaan dalam belajar.

Terus gimana caranya agar belajar matematika itu menyenangkan?? Mungkin ini tips untuk para guru agar dapat membuat peserta didik mendapatkan kebermaknaan dalam belajar di sekolah.

1. Perencanaan mengajar yang matang

Para pendidik dalam hal ini guru di sekolah harus mau meluangkan waktu untuk membuat persiapan dalam mengajar. Memang pada dasarnya itu adalah merupakan kewajiban atau tugas dari seorang guru, tapi kadang para guru tidak mempersiapkan apa yang akan diajarkannya sehingga apa yang diperbuatnya seringkali adalah spontanitas di lapangan. Rencana pelaksanaan pengajaran jangan sampai dibuat hanya untuk memenuhi kewajiban saja tanpa dibuat dengan sungguh – sungguh dengan memperhatikan dan mengkoreksi apa kelebihan dan kekurangan yang telah kita lakukan. Sekali lagi sebelum masuk kelas dan berhadapan dengan peserta didik, guru harus mempunyai persiapan yang matang. Ingatlah ” Kemenangan dalam suatu perang bukan dilihat pada saat perangnya tetapi dilihat dari persiapannya”

2. Matematika bukanlah pelajaran hafalan

Ini harus dilakukan oleh para guru!!! Matematika bukan hafalan dan hafalan bukan inti matematika. Matematika adalah pelajaran yang menyenangkan dan membuat logika berpikir kita baik. Tanamkan hal itu pada peserta didik kita sehingga phobia yang mungkin pernah mereka alami dapat kita kikis.

3. Siapkan Narasi dan pengetahuan tentang materi yang diajarkan

Mengajar pada intinya adalah bercerita tentang suatu materi. Lalu bagaimana kita dapat memberikan pelajaran yang menyenangkan kepada peserta didik kalau kita saja tidak dapat menceritakan tentang materi yang akan kita ajarkan. Jangan sampai kita selalu masuk pada inti pelajaran dengan memberikan rumus – rumus dan poin – poin saja, jelas ini sangat membosankan. Berikan narasi atau analog dalam menjelaskan materi pelajaran, sehingga para siswa dapat menghubungkannya dengan pengetahuan sebelumnya. Para guru juga harus mampu memberikan gambaran tentang manfaat dan kegunaan tiap materi dalam kehidupan sehari – hari, sehingga para siswa dapat membayangkannya jika mereka mampu menguasai materi ini mereka akan menjadi apa.

4. Perhatikan suasana kelas

Kadang kita memulai pelajaran di kelas dengan amat tergesa – gesa karena mungkin kita merasa harus mengejar target materi ini harus selesai dalam berapa kali pertemuan tanpa memperhatikan kondisi kelas yang kita masuki. Perhatikanlah kelas yang kita masuki dengan melihat sekeliling kelas, apakah para peserta didik sudah masuk semua? Apakah para peserta didik sudah siap belajar? Apakah kelas dalam keadaan bersih? Atau apapun yang menurut kita dapat mengganggu proses belajar mengajar harus kita singkirkan dulu, sehingga apa pada pelaksanaannya nanti tidak akan ada faktor yang menghambat. Berilah pertanyaan kepada para peserta didik, apakah sudah siap belajar? Apa kabarnya hari ini? Jadi sudah ada komunikasi yang baik sebelum pelajaran dimulai.

5. Jadilah guru yang tidak menggurui

Setiap manusia punya potensi, punya kemampuan, punya keinginan, dan punya ekspresi masing – masing terhadap hal. Kita harus pahami bahwa peserta didik kita itu adalah manusia – manusia yang unik dengan tingkat kemampuan, pemahaman, dan keinginan yang pasti berbeda – beda. Berikan mereka kesempatan berekspresi dalam pelajaran kita dengan memberikan komentar, pertanyaan, bahkan sanggahan sekalipun. Dengarkan dan perhatikanlah apa yang mereka sampaikan dan ekspresikan terhadap materi yang kita ajarkan, sehingga kita dapat menghindari bahwa kita adalah manusia yang paling pintar di kelas tersebut. Hindari keinginan untuk menggurui mereka agar mereka dapat memberikan respon positif terhadap materi yang kita sampaikan

6. Berikan pemikiran positif pada peserta didik

Kamu itu punya kemampuan! Sedikit lagi jawaban kamu benar! Itu mungkin kata yang sering kita lupakan. Kadang jika peserta didik kurang memahami, kita menganggap mereka tidak bisa tanpa memberikan semangat yang positif. Kita jatuhkan mereka ke dalam perasaan bersalah karena tidak paham atas apa yang sedang dibicarakan, kita hancurkan keinginan mereka tanpa melihat usaha mereka memahami. Pacu semangat mereka dengan kata – kata positif yang akan membangun kekuatan besar dalam hati dan pikir mereka, sehingga mereka merasa mempunyai kemampuan untuk memahaminya

0 komentar: